BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Sabtu, 25 September 2010

Sekolah Tinggi Ilmu Kehidupan

Sekolah Tinggi Ilmu Kehidupan
by Mutiara Hikma Mahendradatta Full on Tuesday, January 5, 2010 at 2:36pm
Sekolah Ilmu Kehidupan

Diary Monalisa,
Aku terkapar dalam kondisi tak karuan..
Bukan karena sakit ataupun karena lelah yang menghujam badanku, tapi lebih tepatnya karena bibirku yang tak dapat berkata jujur..

Aku berdusta? Tidak.. aku tak berdusta, aku hanya tak dapat ungkapkan maksud tujuanku saja.
Sore tadi aku mengunjungi Mr.Thunder untuk menjaga silaturahmi dan curhat seperti yang sering aku lakukan dahulu, tapi semua berbalik saat bibir ini gemetar jika ingin menyebutkan nama Bintang. Bintang sosok yang hingga kini kukagumi..
Aku tau Mr.Thunder pasti tau maksud kedatanganku, tapi mungkin dia juga tak ingin langsung blak blakan menanyakan hal itu padaku.
Alunan alunan kata terus berlanjut, aku dan Mr.Thunder asyik bercengkrama dengan teman-temannya ditemani sale pisang yang siap untuk disantap

“Mon, rasa sale pisangnya pahit!”
“Ha? Pahit?”
“Iya.. pahit kalo berhenti”
“gyahahahahaa….” Tawaan mewarnai ruangan bagai hotel bintang lima itu.


Suatu kegiatan yang sudah jarang kulakukan, berkumpul dengan orang orang yang fasih berbahasa asing. Bukan bahasa asing lagi yang jadi umpan sore itu, justru musik, karir, bisnis, masa depan, dan banyak hal tentang dunia yang jadi santapan kita sore itu.
Aku lupa akan maksud kedatanganku. Ah, lupakan! Aku bukan anak kecil lagi yang hanya berputar putar pada masalah percintaan. Banyak hal yang lebih baik dibanding hal itu itu saja yang justru membuat pikiran tak karuan.
Hingga pada alinea babak percakapan terlontar..

“Tapi Mon, kalo manusia ya.. apalagi wanita udah terjun ke karir pasti lupa semuanya!”kata Mr.Thunder

Hal itulah yang membuatku ingat lagi akan tujuan kedatanganku.
Apalagi saat Mr.Thunder mulai membahas Bintang dan kesibukannya dia untuk persiapan ke negeri orang. Persiapan yang luar biasa matang. Aku tersenyum dan tak dapat berkata apapun. Cukup! Aku menghindar untuk membahas Bintang. Aku? Justru aku yang awalnya ingin bercerita tentang Bintang justru menutup mulutku sendiri.. Stop! Atau aku akan pergi dari sini! Rasanya hatiku berkata demikian.haha
Pembicaraanpun mulai mengalir pada bidang keagamaan, pendidikan, sekolah, universitas, daerah regional, sastra, dan tentunya masih banyak lagi.. sungguh banyak.. bagaikan segi segi.. haha..
Dan aku jadi teringat pernyataan Mr.Thunder beberapa waktu lalu bahwa aku harus focus ke salah satu bidang.
Perbincangan hari itu diakhiri dengan tanda Tanya besar di otakku.

Dari semua pembicaraan tadi aku lebih condong kemana? aku akan lanjut ke universitas mana ya? apa yang akan kutekuni? Banyak segi yang menantang disetiap sudut pandangnya masing masing. Lagi-lagi harus memilih. Aku benci pilihan, bung!
Hingga aku terbaring diranjang dan mereview hari ini..
Aku justru senyum senyum sendiri.. Teringat perbincangan dengan Joker

“Mon, aku kuliah lagi lho!”
“Masa’ ah? Dimana?”
“STIK”
“Ha? STIK?”
“Iya. . STIK.. Sekolah Tinggi Ilmu kehidupan”hahaha
Bibirku melongo membentuk huruf o yang artinya o.. inilah yang aku cari.. bukan universitas dengan menyegikan bidang bidang atau seolah olah berpagar.. Tapi aku akan melanjutkan kehidupan yang sebenarnya dalam STIK .. haha.. Sekolah Tinggi Ilmu Kehidupan! :P
Ngaco.. itu khayalan aja! Wakakkakk..
Aku bermain jempol jempolan di kasurku
“mau jadi apa kamu,Mon?” Tanya jempol kiriku
“Jadi apa? Aku tak perlu menebak nebak.. bukankah semua sudah digariskan Allah? Mengapa aku harus menentukan jalanku? Aku bukan Tuhan! ”jawab jempol kananku
“Tapi semua butuh planning yang jelas! Apa kamu akan berjalan tanpa tujuan?”
“Tidak.. Hidup adalah tujuanku yang utama. Hidup untuk Hidup nantinya.”
“Maksudmu? Aku gak ngerti?”
“Ya begitulah. Aku tak harus jadi dokter saja, tapi aku bisa jadi pemusik, penulis, ataupun ustadzah!”haha
“Itu tetap saja kamu tak focus di salah satu bidang! Multitalent itu bagus,, tapi apa jadinya jika semua justru setengah setengah?”
“Iya itulah alasan aku memilih STIK! X) kita dituntut untuk memprioritaskan mana yang penting dan tidak penting! Walau semua menurutku penting namun aku lebih tau apa yang akan kulakukan nantinya. Aku sudah bermimpi bagaimana hidupku nanti.. haha. Dan aku akan melakukannya sebaik-baiknya dan semuanya aku serhakan padaNya.”

Haha.. sungguh bagai perang batin sendiri! Xp Hei hei.. tunggu aku lupa pada Bintang! Wawawa.. senangnya.. aku lebih memikirkan masa depanku dibanding dengan roman picisan itu.
Wait wait.. aku jadi setuju dengan pernyataan jempol kananku bahwa kita harus menggunakan skala prioritas. Ya.. skala prioritas! Terkadang kita dilenakan oleh hal hal yang tidak penting. Aku akan focus dalam salah satu bidang agar nantinya dapat berkembang optimal tanpa harus meninggalkan hobi atau kesukaan lainnya. Lalu bagaimana dengan cinta? Haha.. Itu hanya intermezzo hidup saja. Hingga saatnya memikirkan cinta itu menjadi tepat. Kita perlu menentukan hidup nantinya. Yang harus kita pelajari sekarang adalah hakekat hidup dengan prinsip prinsip yang ada. Ralph Waldo Emerson mengemukakan “Jika Anda hanya mempelajari metode-metode, anda akan terikat dengan metode-metode itu. Namun jika Anda mempelajari prinsip prinsip, maka Anda dapat merancang metode itu sendiri”

Ya. Kita harus punya prinsip hidup nantinya dan menentukan metode hidup kita. Misalnya saja kuliah di universitas kedokteran (pilihan utama) tapi tetap berkecimpung dalam kesenian (sebagai sampingan) menjadi istri dan ibu teladan karena Lilahita’ala.. dan jangan sampai kita terus terlena ke dunia atau salah jalan.

Dan hingga nantinya saat kau temukan hakekat hidup sebenarnya dan kau akan wisuda untuk terakhir kalinya di Sekolah Tinggi Ilmu Kehidupan! Yaitu kematian.. Dan malaikat akan menggerakkan toga mu dan berkata

“Selamat anda lulus! silahkan menunggu panggilan ke surga/neraka!”

regrads,
_andromeda kanginan_

0 komentar: